PEREKONOMIAN
INDONESIA PADA MASA REFORMASI
Disusun
O
L
E
H
WARDIMAN EYATO
PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN AMAI GORONTALO
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu
alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil aalamiin. Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan rasa cinta dan kasih sayang-Nya kedalam
sanubari setiap kehidupan yang tidak akan pernah terkikiskan oleh gejolaknya
zaman. Sehingga dengan rasa cinta dan kasih sayang-Nya lah membawa kita kepada
pemikiran-pemikiran yang selalu diridhoi-Nya yang berupa penyusunan makalah Perekonomian
Indonesia pada masa reformasi.
Sholawat dan salam semuga tetap tercurah
limpahkan kepada nabi kita nabi besar Muhammad SAW, karena dengan berkat perjuangan
beliau kita dapat terangkis dari alam jahiliya menuju alam kemahiran, sehingga
kita dapat menikmati ilmu yang dengan baik seperti apa yang kita rasakan
sekarang ini.
Dengan menyadari kodrat kita sebagai manusia
biasa yang tak pernah luput dari ke khilafan,maka saya yakin dalam makalah ini
masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari teman-teman sekalian untuk lebih menyempurnakan makalah
ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Indonesia merdeka
sudah enam puluh Sembilan tahun yang lalu, tentu keadaan ekonomi setiap
tahunnya berbeda-beda sejak negara ini di pimpin oleh Soekrno, Soeharto,
Habibie, Gusdur, Megawati dan SBY. Makalah ini di latar belakangi
keingintahuan mengenai perkembangan ekonomi Indonesia dari zaman Soeharto
hingga SBY dan mencoba membandingkan perkembangan ekonomi tersebut dari masa
kemasa.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana
keadaan ekonomi di zaman B.J.Habiebie?
2.
Apa
saja kebijakan yang telah dilakukan untuk perekonomian pada zaman Habiebie?
3.
Bagaimana
keadaan ekonomi di zaman Gusdur?
4.
Apa
saja kebijakan yang telah dilakukan untk perekonomian pada zaman Gusdur?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keadaan ekonomi pada zaman B.J.
Habiebie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Presiden
BJ Habibie adalah presiden pertama di era reformasi. Dalam periode awal
menjabat presiden beliau masing dianggap berbau rezim Orde Baru dan kepanjangan
dari tangan Soeharto, maklum dia adalah salah satu orang yang paling dekat dan
di percaya oleh Soeharto. Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada
pertengahan tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian yang
tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya
untuk membayar gaji dan upah pekerjanya. Keadaan seperti ini menjadi masalah
yang cukup berat karena disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup
besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para
pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan,
akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga
kerja dan terjadilah PHK. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada
akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai
menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak terkendali.
Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat. Ini adalah kesalahan
Pemerintah Orde Baru yang mempunyai tujuan menjadikan Negara Republik
Indonesia sebagai negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di
Masyarakat Indonesia yang merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat
pendidikan yang tergolong masih rendah. Dan ujung-ujungnya masyarakat miskin
Indonesia menjadi bertambah dan bertambah pula beban pemerintah dalam
mendongkrak perekonomian guna meningkatkan kesejehteraan rakyat.
Habibie
yang menjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba
parah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk dapat
mengatasi krisis ekonomi dan untuk menjalankan pemerintahan, Presiden Habibie
tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri tanpa dibantu oleh menteri-menteri
dari kabinetnya. Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang
ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi
Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu
diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
·
Kebijakan
yang dilakukan pada zaman B.J. Habiebie
1. Untuk menyelesaikan krisis moneter
dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank Indonesia
agar lebih fokus mengurusi perekonomian.Bank Indonesia adalah lembaga negara
yang independent berdasarkan UU No. 30 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Dalam
rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
Bank Indonesia didukung oleh 3 (tiga) pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang
utama tugas Bank Indonesia yaitu :
·
Menetapkan
dan melaksanakan kebijaksanaan moneter
·
Mengatur
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
·
Mengatur
dan mengawasi Bank
2. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi
kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
Banyaknya utang perusahaan swasta yang jatuh tempo dan tak mampu membayarnya
dan pada akhirnya pemerintah mengambil alih bank-bank yang bermasalah dengan
tujuan menjaga kestabilan ekonomi Indonesia yang pada masa itu masih rapuh.
3. Menaikan nilai tukar rupiah Selama
lima bulan pertama tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
berfluktuasi. Selama triwulan pertama, nilai tukar rupiah rata-rata mencapai
sekitar Rp9200,- dan selanjutnya menurun menjadi sekitar Rp8000 dalam bulan
April hingga pertengahan Mei. Nilai tukar rupiah cenderung di atas Rp10.000,-
sejak minggu ketiga bulan Mei. Kecenderungan meningkatnya nilai tukar rupiah
sejak bulan Mei 1998 terkait dengan kondisi sosial politik yang bergejolak.
nilai tukar rupiah menguat hingga Rp. 6500 per dollar AS di akhir masa
pemerintahnnya.
4. Mengimplementasikan reformasi
ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. Pada tanggal 15 januari 1998 (masih orde
baru ) Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent
atau Lol) dengan IMF. Salah satunya adalah memberikan bantuan (pinjaman) kepada
bank-bank yang mengalami masalah likuiditas. Skema ini dilakukan berdasarkan
perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pemberian
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) merupakan konsekuensi diterbitkannya
kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Kepres No.26/1998 dan Kepres No.55/1998.
Keppres itu terbit setelah sebelumnya didahului munculnya Surat Gubernur BI
(Soedradjad Djiwandono, ketika itu) tertanggal 26 Desember 1997 kepada Presiden
dan disetujui oleh Presiden Soeharto sesuai surat Mensesneg No.R
183/M.sesneg/12/19997. Atas dasar hukum itulah Bank Indonesia melaksanakan
penyaluran BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) kepada perbankan nasional.
Total BLBI yang dikucurkan hingga program penyehatan perbankan nasional selesai
mencapai Rp144,5 triliun, dana itu tersalur ke 48 bank.
5. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999
tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
6. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
B. Keadaan eknomi pada zaman Gusdur (20
Oktober 1999-23 Juli 2001)
Pada
pertengahan tahun 1999 di lakukan pemilihan umum, yang akhirnya di menangi oleh
partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Partai Golkar mendapat posisi ke
dua, yang sebenarnya cukup mengejutkan banyak kalangan di masyarakat. Bulan
Oktober 1999 dilakukan SU MPR dan pemilihan presiden di selenggarakan pada
tanggal 20 oktober 1999. KH abdurrahman wahid atau di kenal dengan sebutan gus
dur terpilih sebagai presiden RI ke empat dan mega wati sebagai wakil presiden.
Tanggal 20 oktober menjadi akhir akhir dari pemerintahan transisi, dan awal
dari pemerintahan Gus Dur yang sering di sebut juga pemerintah reformasi.
Dalam hal
ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya (1999) kondisi perekonomian Indonesia
mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju pertumbuhan PDB mulai positif walaupun
tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemilihan perekonomian
Indonesia jauh lebih baik lagi, dengan laju pertumbuhan hampir mencapai 5%.
Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan tingkat suku bunga (SBI) juga rendah,
mencerminkan bahwa kondisi moneter di dalam mengerti sudah mulai stabil.
·
Kebijakan
yang dilakukan pada zaman Gusdur
Pada masa
kepemimpinan presiden Abdurrahman wahid pun belum ada tindakan yang cukup
berati untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. Kepemimpinan Abdurraman
Wahid berakhir karena pemerintahannya mengahadapi masalah konflik antar etnis
dan antar agama.
C. Keadaan ekonomi pada masa Megawati
(23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Pemerintahan
Megawati mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada
masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan
Megawati juga sangat berat. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa
pemerintahan Megawati disebabkan antara lain masih kurang berkembangnya
investor swasta, baik dalam negeri mauoun swasta. Melihat indikator lainnya,
yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi perekonomian Indonesia pada
pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999 IHSG cenderung menurun, ini
disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor, kedua
disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito.
·
Kebijakan
yang dilakukan pada zaman Megawati
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh
untuk mengatasai persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
1. Meminta penundaan pembayaran utang
sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan
pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun
2. Kebijakan privatisasi BUMN.
Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan
tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik
dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Megawati bermaksud
mengambil jalan tengah dengan menjual beberapa asset Negara untuk membayar
hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang Negara tetap saja menggelembung karena
pemasukan Negara dari berbagai asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi
sangat berkurang.
D. keadaan ekonomi pada masa SBY
(20 Oktober 2004-sekarang)
Pada
pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara
Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan
langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan
sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan
menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara
Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam
perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai
saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk
menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Kondisi
perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.
Bank
Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6
persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian
prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara itu,
pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada
triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17
persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu
penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan
yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun
masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi
yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh.
Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar
lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga
Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
·
Kebijakan
yang dilakukan pada zaman SBY
Masa kepemimpinan SBY terdapat
kebijakan yang sikapnya kontroversial yaitu
1. mengurangi subsidi BBM atau dengan
kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya
harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke sector pendidikan dan
kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
2. Kebijakan kontroversial pertama itu
menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT)
bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
3. Mengandalkan pembangunan
infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang
investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah
diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu,
yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepaladaerah. Investasi
merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari
kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi
investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi
undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di
Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
4. Lembaga kenegaraan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) yang dijalankan pada pemerintahan SBY mampu memberantas
para koruptor tetapi masih tertinggal jauh dari jangkauan sebelumnya karena SBY
menerapkan sistem Soft Law bukan Hard Law. Artinya SBY tidak menindak tegas
orang-orang yang melakukan KKN sehingga banyak terjadi money politic dan
koruptor-koruptor tidak akan jera dan banyak yang mengulanginya. Dilihat dari
semua itu Negara dapat dirugikan secara besar-besaran dan sampai saat ini
perekonomian Negara tidak stabil.
5. Program konversi bahan bakar minyak
ke bahan bakar gas dikarenakan persediaan bahan bakar minyak semakin menipis
dan harga di pasaran tinggi.
6. Kebijakan impor beras, tetapi
kebijakan ini membuat para petani menjerit karena harga gabah menjadi anjlok
atau turun drastic
BAB III
KESIMPULAN
Kebijakan-kebijakan
ekonomi selama Orde Baru memang telah menghasilkan suatu proses transformasi
ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi dengan
biaya ekonomi tinggi dan fundamental ekonomi yang rapuh. Hal terakhir dapat dilihat
pada buruknya kondisi sektor perbankan nasional dan semakin besarnya
ketergantungan Indonesia terhadap modal Asing, termasuk pinjaman, dan impor.
Ini semua membuat Indonesia dilanda suatu krisis ekonomi yang besar yang
diawali oleh krisis nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada pertengahan 1997.
Memasuki
pemerintahan masa transisi, sejak mulai terjadinya krisis di belahan
Negara-negara Asia pada akhir masa pemerintahan orde baru, dan adanya
peninggalan ketergantungan Negara terhadap bantuan modal asing, sehingga
mulai jatuhnya nilai tukar Rupiah di pasar global. Negara-negara pemberi
bantuan pun mulai tidak percaya atas kemampuan Indonesia untuk menangani krisis
yang terjadi di negaranya. Adanya gejolak untuk mereformasikan Negara Indonesia
oleh mahasiswa sehingga terjadi tragedy tri sakti. Masa ini dipimpin oleh
Habibie (1997-1998).
Memasuki
masa pemerintahan reformasi sampai masa cabinet SBY, merupakan masa yang
dipimpin oleh Gus Dur justru semakin memburuk keadaan ekonominya karena
seolah-olah tidak ada niat untuk berpolitik secara sungguh-sungguh terlihat
dari caranya memandang inflasi yang hanya dianggap sebagai pengaruh amandemen
UU BI saja. Kemudian digantikan oleh Megawati, namun tidak juga mengalami
perbaikan walaupun nilai tukar di pasar internasional mulai membaik dari masa
pemerintahan Gus Dur. Setelah memasuki masa pemerintahan SBY, merupakan
tanggungjawab berat untuknya memperbaiki perekonomian khususnya dalam menangani
krisis dan inflasi, walaupun pada masa jabata terakhirnya tahun 2009 mengalami
gejolak untuk masalah BBM dan harga pangan di pasar global. Masa ini dimulai
tahun1999-2009.
Daftar pustaka
http://aprinsa-leonita.blogspot.com/2012/04/perekonomian-indonesia-pada.htmlhttp://ekosirsu.wordpress.com/2013/04/08/perekonomian-di-era-reformasi-pada-masa-pemerintahan-presiden-b-j-habibie/ http://sopyanhakimgunadarma.blogspot.com/2011/04/sejarah-ekonomi-indonesia-sejak-orde.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/05/03/-kondisi-ekonomi-di-masa-sby-650970.html
MicroTouch Titanium Trimmer | TITaniumArt
BalasHapusAt Tiagro we offer a powerbook g4 titanium new way to sugarboo extra long digital titanium styler enjoy fallout 76 black titanium a range of personal touch points for you. We believe in ti 89 titanium calculator giving you titanium rimless glasses a way to get free points
o308s5bpbnt088 vibrating dildos,horse dildo,masturbators,g-spot dildos,realistic dildos,vibrators,fantasy toys,dildos,dog dildo p534u1vviry094
BalasHapus